Rabu, 31 Maret 2010

Pilih Karier atau Wirausaha?

Setiap orang pasti memiliki rencana dalam hidupnya. Salah satunya, bagaimana ia akan menikmati hari tua kelak. Alternatif yang bisa dipilih? dengan mengumpulkan cukup simpanan dana pensiun atau memiliki usaha sendiri ketika masih pada usia produktif. Mana yang lebih tepat? Berikut kiat dari Eko Endarto RFA, perencana keuangan dari Finansial Consulting, agar tidak terjerumus pada keputusan yang kurang tepat sebelum memutuskan mengakhiri karier dan memulai usaha sendiri.

Baca peluang
Pada dasarnya yang dilihat dari sebuah pilihan berkarier atau wirausaha bukan sekadar peluang. Peluang itu akan selalu ada. Namun, yang paling penting untuk diperhatikan adalah apakah peluang itu bisa menjadi prospek yang bagus untuk masa depan kita? Pahami jika ini sudah melewati pertimbangan yang matang. Semua pilihan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Cara terbaik untuk mengetahui pilihan yang tepat adalah dengan membuat pertimbangan peluang yang bisa memberikan prospek bagus bagi diri kita ke depan. Bila prospeknya bagus dan hal itu bisa terjadi, maka apa pun pilihannya takkan jadi masalah.

Bisa kapan saja
Pilihan berwirausaha sebenarnya bisa dilakukan kapan saja. Apakah ketika masih di usia produktif, atau ketika sudah memasuki masa pensiun. Prinsipnya, bila merasa pilihan dan peluang yang diberikan bisa mendatangkan prospek bagus, maka mengapa tidak? Prospek yang baik ini bukan hanya dilihat dari kekayaan atau kesejahteraan yang bisa dicapai, melainkan juga memberikan aktualisasi diri.

Mengenai penentuan kapan berwirausaha dapat dimulai, lebih cepat dimulai tentu lebih baik.

Ingat, wirausaha adalah sebuah proses, bukan seperti bekerja dan menerima gaji secara langsung setelah 1 bulan kita menerima pekerjaan. Hasilnya baru akan dipetik setelah usaha membuahkan hasil dan kedatangan keberhasilan itu tidak dapat diprediksi; bisa cepat, bisa juga lambat; tergantung bagaimana seseorang menjalani proses tersebut.

Kesungguhan dan disiplin
Sebelum memulai berwirausaha, pastinya akan ada pertanyaan besar yang mengganjal: Berapa besar modal yang harus dikumpulkan untuk bisa memulai usaha baru?

Sebenarnya tidak ada patokan berapa besar modal uang yang dibutuhkan, tapi yang paling utama adalah modal kesungguhan dan disiplin menjalani proses. Namun, tidak mungkin bisa menjalankan usaha tanpa ada uang sama sekali. Tetap dibutuhkan perhitungan modal sebelum menjalankan usaha.

Nah, besaran modal yang dibutuhkan tersebut sangat tergantung dengan jenis dan besaran usaha yang akan dijalankan. Kalau dimulai dari usaha yang kecil, hanya dengan dana Rp 100.000 pun kita sudah bisa memulai usaha. Begitu pula untuk usaha yang lebih besar.

Namun, dengan dana Rp 100 juta, modal usaha juga bisa kurang jika digunakan untuk usaha jenis lain. Jadi, modal usaha memang sangat tergantung jenis dan skala besaran usahanya. Sebaiknya kalkulasikan dengan baik sasaran usaha yang akan dilakukan dan sisihkan dahulu penghasilan sebagai modal usaha kelak.

Berapa dana yang disisihkan? Minimal sisihkan 20 persen dari penghasilan untuk dikumpulkan sebagai modal usaha. Anggaplah usaha ini kelak sebagai investasi masa depan.

Fokus pada tujuan
Sebelum memilih untuk berwirausaha, pahami bila pada setiap usaha pasti akan mengalami masa sulit. Tanamkan dalam pemikiran, usaha adalah proses. Di dalam proses tersebut selalu ada saat yang bagus, tetapi ada juga yang tidak bagus. Apabila masa sulit datang, cobalah ingat kembali bahwa salah satu alasan kita memilih berwirausaha adalah prospek ke depan lebih menjanjikan atau paling tidak akan lebih baik dari kondisi saat ini.

Hal penting lain yang patut dicatat adalah selalu fokus pada tujuan masa depan. Mungkin akan selalu ada goncangan kecil dalam perjalanan mencapai tujuan, tapi jangan sampai menghancurkan keyakinan, apalagi hingga menghilangkan harapan pada tujuan ke depan.

Artikel Terkait

Pilih Karier atau Wirausaha?
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email